Kisah Ketika Ustad Muhammad Arifin Ilham Koma 21 Hari Karena Bisa Ular

KH Muhammad Arifin Ilham merupakan pemimpin majelis az Zikra merupakan dai yang terkenal dengan suaranya yang khas. Padahal berbedasarkan penuturan nya, awalnya tidak demikian. Beliau memiliki suara yang lantang dan dalam menyampaikan ajaran - ajaran Allah Ta'ala.

Masih berbsadarkan pengakuan dari beliau yang sering di jadikan sebagai "secod option" menunggu almarhum dai ini. Menurut beliau suara serak ini kuasa Allah. lalu bagaimana hingga suara yang lantang dan keras tersebut bisa berubah menjadi serak dan berat ?

Saat subuh tiba, beberapa jamaah setelah sholat berkumpul sambil duduk sambil melihat sebuah onject. Ada ular yang berbisa, dai asal dari banjarmasih ini pun mendekati dan menangkap ular tersebut. "Arifin tidak takut ular", tuturnya demikian. ular itu pun di letakkan di sebuah wadah di dalam rumahnya.

Menjelang siang hari, ketika beliau dan rombongan hendak menuju tempat yang akan di laksanakan kajian, ada salah satu sahabat beliau yang mengambil wadah yang berisi ular tersebut. Dai tersebut memperingatkan karena di dalam wadah tersebut ada ularnya.

Lalu sosok yang akrab dengan pakaian putih ini kemudian mengambil sebuah wadah yang lain, lalu menyuruh untuk meletakkannya disitu karena panik sahabat tersebut melemparkan ular hingga mematok bagian tangan antara jari dan telunjuk dengan ibu jarinya.

Tiga puluh menit kemudian, ustad Arifin koma dua puluh satu hari.

Sebelum terjadi nya koma, beliau di berikan hidayah untuk melakukan aneka sunnah nabi. Dimana dunnah tersebut yang menjadi pertolongan Allah Ta'ala kepadanya.

Pertama, saat merasakan racun yang menjalar di dalam tubuh, beliau ingat ada uang di sakunya. "Sedekahkan ini, semuanya". Sebab, sedekah bisa menolak bala (penyakit, selaka, dan keburukan lainnya.)

Kedua, beliau langsung menelepon orang tua. meminta doa, beliau memahami bahwa doa orag tua sangat makbul. Sambil menahan sakit yang luar biasa, Ustad Arifin menelpon mamah dan abahnya. kepada keua orang tuanya itu, menyampaikan permintaan maaf dan mohon untuk di doakan agar di beri kesembuhan.

Ketiga, membuat "kontrak" dengan Allah Ta'ala. Sesaat sebelum kehilangan kesadaran, beliau meminta kertas dan alat untuk menulis. Di atas kertas tersebut, beliau menuliskan "Ya Allah, jika engkau masih menghendaki hamba untuk berdakwah di negeri ini, hidupkan hamba. tetapi jika hamba tak lagi bermanfaat maka matikan hamba." Di bagian akhir dari tulisan tersebut kalimat thayyibah "Laa ilaha illallah, Muhammadan Rasulullah."

Qadarullah, beliau kemudian sadar setelah koma selama dua puluh satu hari. Ketika sadar suara beliau menjadi serak dan berat sekarang.

Tweet

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.